Gunung Penanggungan ini sebenarnya tidak tinggi-tinggi amat, hanya 1.653 Mdpl. Tetapi, bagi mereka yang pernah mencoba mendaki gunung ini, rata-rata akan bilang..”lumayan..buat pemanasan”, atau “tanjakannya banyak dan tanpa bonus, broo”, atau semacam “jangan meremehkan gunung ini, pendek tapi rawiittt”.
Gunung Penanggungan juga dikenal dengan Gunung Pawitra terletak di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Di sebelah selatan gunung ini berdekatan dengan rangkaian Gunung Arjuno, Gunung Welirang, dan Gunung Kawi. Nama Pawitra terdengar sakral di telinga saya. Memang tidak salah, karena kata “Pawitra” berasal dari bahasa bahasa Sansekerta yang berarti “tempat mensucikan diri”. Hal ini juga didukung fakta bahwa terdapat banyak peninggalan candi di sekitar gunung tersebut, dan terdapat petirtaan Jolotundo di kaki gunung yang dipercaya sebagai tempat suci yang biasanya menjadi salah satu jujugan para pencari sumber air suci.
Hal yang membuat sangat penasaran dengan Gunung Penanggungan ini adalah tentang mitos bahwa gunung ini sebenarnya merupakan potongan puncak Mahameru (Gn. Semeru) yang tidak jauh letaknya di arah tenggara. Versi cerita yang saya dengar adalah Gunung Semeru merupakan gunung yang dipindahkan dari India oleh para dewa. Gunung tersebut bernama Gunung Mahameru. Alasannya, agar pulau jawa tidak terombang-ambing oleh ombak samudera hindia dan laut jawa. Mengapa harus pulau jawa? mungkin ada hubungannya dengan cerita tentang Ratu Boko, negeri Saba, Atlantis. Pada proses pemindahan gunung dari India, banyak bagian gunung tersebut yang terjatuh dan berceceran, khususnya di sepanjang pulau jawa dari barat hingga timur, seperti yang kita ketahui saat ini sampai akhirnya sampai di lokasi Gunung Semeru. Akan tetapi, karena pulau jawa masih terlihat timpang maka dipotonglah puncak gunung tersebut, dan jadilah potongan puncak tersebut dinamai Gunung Penanggungan.
Gunung Penanggungan memiliki 4 jalur pendakian, yaitu via Jolotundo, Ngoro, Betro, dan Tamiajeng. Kami naik via jalur Tamiajeng (sisi barat daya gunung).
Memang, Gunung Penanggungan tidak terlalu tinggi, “hanya” 1.653 Mdpl, tetapi jangan meremehkan track-nya. Tanjakannya konsisten dan minim bonus menjadikan gunung ini cocok sebagai tempat latihan agar tangguh nantinya apabila berencana untuk mendaki gunung lain yang lebih tinggi. Gunung ini memang “tanggung”, tapi harus tetap “tangguh” untuk bisa melahap semua tanjakan yang disediakan.
Kembali ke rumah dengan selamat adalah tujuan utama, bisa naik ke puncak gunung hanyalah bonusnya
0 Response to "Gunung Pawitra alias Gunung Penanggungan"
Posting Komentar