Oleh : Ika Yudi Setianingrum
Petualangan Di Negeri Ajaib Narnia
Identitas Novel
Judul Novel : The Chronicles Of Narnia : The Magician Nephew
( Sejarah Narnia : Keponakan Penyihir )
Penulis : Clive Staples Lewis
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2010
Tebal Halaman : 280 halaman
Boleh dikatakan, pembaca buku di seluruh dunia tidak ada yang tidak kenal dengan C.S.Lewis. Setelah menulis berbagai buku kritik sastra dan juga empat novel dewasa, kali ini ia meluncurkan novel yang berjudul The Chronicles Of Narnia : The Magician Nephew, satu-satunya karya C.S. Lewis untuk anak-anak. Dari segi tema, novel The Magician Nephewbertemakan petualangan 2 orang anak yang telah dirperdaya sihir paman Andrew. Novel ini juga berbicara tentang kehidupan sosial budaya pada masa itu, serta kasih sayang seorang anak kepada ibunya yang sedang sakit yang dapat dijadikan teladan.
Novel The Chronicles Of Narnia : The Magician Nephew karya C.S.Lewis ini mengambil latar belakang daerah london (hlm.9-10). Pada masa itu anak laki-laki harus mengenakan kerah keton kaku setiap hari, dan sekolah-sekolah biasanya lebih kejam daripada sekarang. Anak-anak yang terlambat pulang akan dimarahi dan diberikan hukuman karena dianggap sangat nakal (hlm. 126). Pada masa itu semua orang memiliki banyak pelayan. Mereka juga menggunakan kereta kuda sebagai kendaraan. Hal itu tidak begitu penting. Namun, kehidupan para tokoh dalam novel itu jelas terikat dengan kondisi sosial budaya pada masa itu.
Novel ini mengungkapkan kisah Dua orang anak bernama digory dan polly yang telah diperdaya sihir dan Paman Andrew yang nyentrik. Dia memaksa mereka membuat pilihan yang jauh lebih luar biasa daripada mimpi. Dengan menggunakan cincin-cincin ajaib yang diberikan oleh paman Andrew, mereka berhasil menemukan dunia lain didalam mata air ajaib, bertemu ratu agung yang juga penyihir kejam, serta tanah kebeliaan yang baru saja dibangkitkan. Pintu menuju Narnia terbuka untuk pertama kalinya (hlm. 274). Awal segala kedatangan dan kepergian antara Narnia dan dunia kita.
Kekuatan novel The Chronicles Of Narnia : The Magician Nephew adalah kata-katanya dikemas secara menarik. Adanya ilustrasi menambah kekaguman, serta menghidupkan suasana. Imajinasi pengarang yang dijabarkan secara rinci membuat pembaca seolah-olah ikut meraskan kisah petualangan dalam novel tersebut.
Kemahiran pengarang dalam membangun watak para tokoh juga salah satunya. Digory berwatak pemarah dan keras kepala. Namun, ia sangat menyayangi ibunya. Ia juga orang yang tidak mudah menyerah. Tetapi cengengan (hlm. 12). Polly sopan, lembut, penakut. Ia juga ceroboh. Hal ini dapat dilihat ketika ia menyentuh cincin ajaib paman Andrew (hlm. 28). Paman Andrew adalah orang yang licik, serakah, kejam, egois, dan pengecut. Seperti yang dikatakan oleh digory “biarpun kau pamanku kau telah bertindak pengecut, mengirim anak perempuan ketempat yang terlalu menakutkan bagimu untuk pergi sendiri” (hlm. 40). Mr. ketterly adalah sosok yang misterius. Bibi Letty berwatak tegas. Walau ia seorang perempuan tua, bibi letty adalah orang yang sangat kuat (hlm. 122). Ratu jadis adalah penyihir yang sangat kejam, licik, kuat dan tangguh. Si Kusir adalah orang yang setia, baik hati dan berani. Istri si kusir berwatak lembut dan baik hati. Sang singa, Aslan, mempunyai watak yang berani, bijaksana, dan baik hati. Strawbery, walaupun dia seekor kuda, ia sangat pemberani juga baik hati.
Dalam novel The Chronicles of Narnia pengarang banyak menggunakan puisi sehingga cerita tampak lebih menarik dan menggugah minat pembaca dalam berimajinasi, seperti yang ada pada halaman 78, dan 233. Namun, bahasa yang digunakan agak sulit dipahami karena banyak menggunakan istilah-istilah asing. Walaupun beberapa diantaranya disebutkan pengertiannya, seperti pada kalimat “bersama mereka datang juga faun, satyr (=manusia bertanduk, bertelinga, berbuntut, dan berkaki seperti kambing), dan dwarf” (hlm. 174).
Dalam novel The Chronicles Of Narnia : The Magician Nephew pengarang dengan cerdasnya mengajak pembaca untuk ikut berpetualang ke negeri imajinasinya yang luar biasa serta, mengajak pembaca untuk bernostalgia ke masa dahulu ketika London belum seperti sekarang, dimana kehidupan sosial budaya pada masa itu begitu ketat.
Kelemahan novel ini terletak pada bagian tengah cerita sehingga kesannya membingungkan. Pada awalnya penulis yang berperan sebagai pencerita tiba-tiba berperan sebagai orang lain. (hlm. 86-87).
Ada pesan menarik yang dapat ditangkap dari novel The Chronicles Of Narnia : The Magician Nephew ini. Belajar dari tokoh Digory yang sangat menyayangi ibunya, ia rela pergi ke Negeri ajaib dan menempuh bahaya demi mendapatkan obat untuk ibunya. Ia juga orang yang tidak mau melanggar janji dan sangat berani. Ia rela mematuhi perintah paman Andrew demi menyelamatkan Polly. Tak hanya itu, Digory juga orang yang sangat bertanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukannya. Belajar dari tokoh si kusir agar kita selalu menyayangi binatang dan memperlakukan mereka seperti sesama serta tidak membeda-bedakan.
Pesan lain adalah agar kita tidak bersikap serakah, egois dan juga jahat. Seperti yang telah diceritakan dalam kisah tersebut bahwa orang yang jahat tidak akan merasa bahagia. Ia akan selalu dibayangi ketakutan, sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya.
Dalam novel ini, gambar sampul sesuai dengan isinya yang menggambarkan cincin ajaib, singa, dan mata air ajaib. Hampir tidak ditemukan salah cetak, semua tulisan dapat dibaca dengan jelas, dan tidak ada halaman yang tertukar.
Buku ini penting sekali untuk dibaca bagi semua pihak karena mengandung banyak pelajaran yang dapat dijadikan suri tuladhan. Selami kehidupan masa lalu yang penuh dengan peraturan, dan indahnya petualangan yang selalu menyentuh hati saat membaca tiap lembarnya.
Semoga bermanfaat :D Jangan lupa komen dibawah ini yaa:D
0 Response to "Resensi Novel The Chronicles of Narnia : The Magician Nephew"
Posting Komentar